Langsung ke konten utama

PENENTUAN GUGUS FUNGSI PADA PLASTIK KEMASAN MINUMAN DENGAN SPEKTROFOTOMETER INFRA RED (IR)


Tanggal Percobaan : 17 mei 2010

PENENTUAN GUGUS FUNGSI PADA PLASTIK KEMASAN MINUMAN
DENGAN SPEKTROFOTOMETER INFRA RED (IR)

A.   Tujuan
Menentukan gugus fungsi (golongan) zat aditif yang terdapat dalam sampel plastik kemasan minuman dengan FTIR.

B.    Tinjauan Pustaka
Teknik analisis spektroskopi infra merah merupakan salah satu teknik analisis instrumental disamping teknik kromatografi dan elektroanalisis kimia. Teknik tersebut memanfaatkan fenomena interaksi materi dengan gelombang elektromagnetik seperti sinar X, UV, cahaya tampak dan infra merah. Fenomena interaksi bersifat spesifik, baik absorbsi maupun emisi (http://rara87.wordpress.com/2008/12/17/66/).
Spektrofotometer infra merah merupakan salah satu teknik analisis untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa organik murni maupun senyawa anorganik. Spektrum infra merah termasuk pada daerah panjang gelombang 0,78-100 μm atau bilangan gelombang dari 12800-10 cm-1.
spectrum
Plot antara transmitans dengan bilangan gelombang atau frekuensi akan dihasilkan  spektrum infra merah. Metode yang digunakan meliputi teknik serapan (absorption), teknik emisi (emission), dan teknik flouresensi (fluorescence). Gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan terjadinya eksitasi tingkat-tingkat energi dalam molekul. Besarnya energi yang diserap oleh ikatan gugus fungsi adalah sebagai berikut:
atau
keterangan:
E : energi yang diserap (J)
h : tetapan planck (6,62 x 10-34 J.s-1)
v : bilangan gelombang (cm-1)
C : kecepatan cahaya (3 x 108 m/s)
λ : panjang gelombang (cm)
(http://wikipedia.org)
Teknik spektroskopi infra merah digunakan untuk mengetahui gugus fungsional, mengidentifikasi senyawa, menentukan struktur molekul, mengetahui kemurnian dan mempelajari reaksi yang sedang berjalan. Senyawa yang dianalisis berupa senyawa organik maupun anorganik. Hampir semua senyawa dapat menyerap radiasi infra merah kecuali yang berinti sama, misalnya O2, N2, dan lain-lain (Mudzakir, A, 2008 : 65).
Absorbansi radiasi infra merah sesuai dengan tingkat energi vibrasi dan rotasi pada ikatan kovalen yang mengalami perubahan momen dipol dalam suatu molekul. Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari dua atom atau lebih. Untuk dapat menyerap radiasi infra merah (aktif infra merah), vibrasi suatu molekul harus menghasilkan perubahan momen dwi kutub. Molekul yang tidak mempunyai momen dwi kutub (μ = 0) atau selama bervibrasi ikatannya tidak menghasilkan perubahan momen dwi kutub, maka rotasi ataupun vibrasi molekulnya tidak menyerap radiasi infra merah (tidak aktif infra merah).
Terdapat dua jenis vibrasi molekul yaitu streching (ulur) dan bending (tekuk). Vibrasi streching adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang sumbu ikatan antara dua atom sehingga jarak antara atom dapat bertambah atau berkurang. Vibrasi streching meliputi streching simetris dan streching  asimetris.
Jenis vibrasi regangan
Vibrasi bending adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut ikatan antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom lainnya. Vibrasi bending meliputi scissoring (deformation), wagging, twisting, dan rocking.
Jenis vibrasi bengkokan
Dari keempat vibrasi bending, vibrasi scissoring dan rocking terletak pada satu bidang sedangkan vibrasi wagging dan twisting terletak di luar bidang (Mudzakir, A, 2008: 70-71).
Inti-inti atom yang terikat oleh ikatan kovalen mengalami getaran (vibrasi) atau osilasi, bila molekul meresap radiasi infra merah, energi yang diserap menyebabkan kenaikan dalam amplitudo getaran atom-atom yang terikat itu. Jadi molekul ini berada dalam keadaan vibrasi tereksitasi. energi yang terserap ini akan dibuang dalam bentuk panas bila molekul itu kembali ke keadaan dasar. Tipe ikatan yang berlainan menyerap radiasi infra merah pada panjang gelombang dengan karakteristik yang berlainan. Kebanyakan gugus seperti C-H, O-H, C=O dan C=N, menimbulkan absorpsi infra merah  yang hanya absorpsi sedikit berubah dari satu ke lain molekul bergantung pada substituen-substituen lain.
Suatu ikatan dalam suatu molekul dapat menyerap energi lebih dari satu bilangan gelombang. Ini disebabkan oleh sebagian perubahan dalam momen ikatan pada saat energi diserap. Pita-pita infra merah dalam sebuah spektrum dapat dikelompokkan menurut intensitasnya yaitu kuat, medium dan lemah. Banyaknya gugus yang identik dalam sebuah molekul mengubah kuat relatif pita absorpsinya dalam suatu spektrum. Frekuensi dalam spektroskopi infra merah dinyatakan dalam bentuk bilangan gelombang yaitu rentang bilangan gelombang antara 4600-400 cm-1. Pada daerah bilangan gelombang 1500-700 cm-1 suatu senyawa memberikan suatu pola serapan yang khas yang tidak dipunyai senyawa lainnya, sehingga dengan melihat pola serapan di daerah tersebut dapat disimpulkan struktur kimianya (http://www.chemistry.org).
Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang, sinar infra merah dibagi atas tiga daerah yaitu:
1.     Daerah infra merah dekat yaitu pada panjang gelombang 0,75-2,5 μm atau pada bilangan gelomabang 13000-4000 cm-1. Pada daerah ini, terjadi eksitasi berkelanjutan atau vibrasi harmonis
2.     Daerah infra merah pertengahan yaitu pada panjang gelombang 2,5-50 μm atau pada bilangan gelombang 4000-200 cm-1. Pada daerah ini, memiliki energi yang cukup untuk eksitasi vibrasi molekul ke tingkat energi yang lebih tinggi dan didasarkan pada struktur rotasi-vibrasi.
3.      Daerah infra merah jauh yaitu pada panjang gelombang 50-1000 μm atau pada bilangan gelombang 200-10 cm-1. Daerah terjadi disekitar gelombang mikro, energi rendah dan digunakan untuk spektroskopi rotasi.
Sifat dari setiap senyawa yang mempunyai spektrum infra merah yang spesifik merupakan dasar analisis. Sifat dari setiap senyawa yang mempunyai spektrum infra merah yang dapat memberikan hasil pengukuran yang baik adalah spektrofotometer Fourier Trasform Infra Red (FTIR) dengan sistem optik yang berupa inferometer. Pada dasarnya spektrofotometer FTIR sama dengan spektrofotometer Infra Red Dispersi, yang mebedakannya pengembangan pada sistem optiknya sebelum berkas sinar IR melewati contoh. Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless).
              
               Skema spektrometer infra merah digambarkan sebagai berikut:
Prinsip kerja spektrofotometer infra merah pada dasarnya yaitu radiasi dari sumber radiasi infra merah dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua bagian yang sama dengan arah yang saling tegak lurus. Kemudian kedua radiasi tersebut dipantulkan kembali ke dua cermin sehingga bertemu kembali di pencacah sinar untuk saling berinteraksi. Dari sini sinar dipancarkan ke cuplikan yang dapat menyerap energi, setelah itu terjadilah transisi diantara tingkat energi vibrasi dasar dan tingkat vibrasi tereksitasi berupa berkas radiasi infra merah yang ditangkap oleh detektor, kemudian signal yang dihasilkan dari detektor direkam sebagai spektrum infra merah yang berbentuk puncak-puncak absorpsi berupa grafik. Sebagian sinar dari pencacah akan dibalikan ke sumber gerak. Maju mundur cermin akan menyebabkan sinar mencapai ke detektor berfluktuasi tetapi terkendali.
Adapun komponen-komponen FTIR terdiri dari:
1.  Sumber radiasi
Radiasi infra merah dihasilkan dari pemanasan suatu sumber radiasi dengan listrik sampai suhu antara 1500 dan 2000 K. Sumber radiasi yang bisa digunakan terdiri dari 3 jenis, yaitu:
a.  Nernst Glower           : Campuran oksida dari zirkon dan yitrium atau campuran oksida thorium dan serium. Berupa silinder dengan diameter 1 sampai 2 mm dan panjang 20 mm. Radiasi maksimal λ = 1,4 μm/bilangan gelombang 7100 cm-1.
b. Globar                        : Merupakan sebatang silikon karbida (SiC) dengan diameter 5 mm dan panjang 50 mm. Radiasi maksimum terjadi dalam λmax = 1,8 – 2,0 μm, bilangan gelomabang 7100 cm-1.
c.  Kawat Nikrom           :Merupakan campuran nikel dan krom, berbentuk spiral mempunyai intensitas radiasi lebih rendah dari Nernst glower dan Globar, tetapi umurnya lebih panjang.

2.   Sampel
Sampel dapat berbentuk padatan, cair atau gas. Wadah sampel atau sel tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m. Wadah sampel untuk sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm. Sampel cair dibuat lapiasan tipis (film) diantara dua keping senyawa transparan terhadap radiasi IR atau dibuat larutan dan dimasukkan ke dalam sel. Senyawa yang biasa digunakan adalah NaCl, CaF2, dan CaI2. Pelarut yang biasa digunakan adalah CCl4, CS2, dan CHCl3. Sedangkan untuk sampel padat dapat dibuat pelet, pasta atau lapis tipis menggunakan KBr atau NaCl. Wadah sampel untuk padatan disebut window atau diamondtable cell.
3.  Monokromator
Terdiri dari sistem celah (celah masuk-keluar). Melalui celah ini sianar dari sumber ini dapat masuk ke dalam sistem monokromator. Fungsi dari monokromator yaitu memisahkan radiasi yang tidak diinginkan dari spektrum radiasi lain yang dihasilkan oleh sumber sinar. Alat pendispersi (penguraian sinar) berupa prisma atau kisi difraksi yang akan menguraikan sinar menjadi berbagai komponen panjang gelombang.
4.  Detektor
Detektor merupakan alat yang bisa mengukur atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas. Detektor berfungsi untuk menyerap energi foton sinar yang jatuh mengenainya dan mengubah menjadi besaran yang dapat diukur. Setiap detektor harus menghasilkan signal yang mempunyai hubungan yang kuantitatif dengan intensitas sinar yang jatuh padanya.
Detektor terdiri dari detektor thermocouple dan bolometer. Detektor thermocouple atau detektor termal adalah jenis detektor yang biasa dipakai. Respon detektor tergantung dari efek panas radiasi yang diterima. Isyarat yang merupakan perbedaan tegangan karena perubahan panas kemudian berubah menjadi isyarat listrik. Detektor kemudian mudah dipengaruhi oleh efek panas objek lain. Oleh karena itu, ruangan detektor harus hampa dan diisolasi agar tidak terkena panas lain.
5.  Rekorder (Alat pembacaan)
Alat pencatat ini menggunakan rekorder berupa kertas grafik ukuran tertentu. Hasil yang diperoleh dicatat sebagai pita dengan puncak-puncak persen transmitansi dengan bilangan gelombang.

Adapun kelebihan spektrofotometer infra merah yaitu:
1.     Cepat dan relatif murah
2.     Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul.
3.     Spektrum infra merah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.
(Mudzakir, A, 2008:75-77)
Adapun jenis absorbsi infra merah adalah :
Gugus fungsi
Jenis vibrasi
Frekuensi (cm-1)
NH2
Asym. Stretching
Sym. Stretching
bending
3400-3300
3300-3250
1650-1550
NHR
Stretching
3500-3200
OH
Stretching
3600-3200
CH (sp)
Stretching
3350-3250
CH (sp2)
Stretching
3100-3000
CHx (sp3)
Stretching
bending
2990-2850
1475-1350
BH
Terminal Stretching
Bridging Stretching
2650-2250
2200-1500
PH
Stretching
2450-2280
C=O
Stretching
1850-1650
P=O
Stretching
1300-1175
P-O
Stretching
1100-900
BN
Stretching
1275-1175

Untuk mengidentifikasi senyawa yang belum diketahui perlu dibaningkan dengan spektrum standar yang dibuat pada kondisi sama. Pada tabel berikut ini juga tertera beberapa gugus fungsional beserta puncak absorpsi karakteristiknya yang dapat membantu dalm mengidentifikasi suatu senyawa.



Gugus fungsi
Frekuensi (cm-1)
Intensitas
Alkil
C-H (stretching)
Isopropil-CH (CH3)2

Tert-Butil-C(CH3)3

-CH3 (Bending)
-CH2 (Bending)

2853-2962
1380-1385
1365-1370
1385-1395 dan
1365
1375-1450
1465

Sedang-tajam
Tajam
Tajam
Sedang
Tajam
Sedang
Sedang
Alkenil
C-H (Stretching)
C=C (Stretching)
R-CH=CH2
(C-H bending keluar bidang)
R2C=CH2
Cis-RCH=CHR
Trans-RCH-CHR

3010-3095
1600-1680
985-1000
905-920
880-900
675-730
960-975

Sedang
Sedang-lemah
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Alkunil
=C-H (stretching)
C=C (stretching)

3300
2100-2250

Tajam
Lemah-tajam
Aromatik
C=C Ar-H (stretching)
Substitusi aromatikkk
(C-H bending keluar bidang)
Mono

Orto
Meta

Para

1475 dan 1600
3030

690-710
730-770
735-770
680-725
750-810
790-840

Sedang-lemah
Tajam

Sangat tajam
Sangat tajam
Tajam
Tajam
Sangat tajam
Sangat tajam
Alkohol, Fenol, Asam Karboksilat
OH (alkohol, fenol)
OH (alkohol, fenol, ikatan hidrogen)
OH (asam karboksilat, ikatan hidrogen)

3590-3650
3300-3600

2400-3400

Sedang
Sedang

Sedang
Aldehida, Keton, Ester, dan Asam Karboksilat
C=O (stretching)
Aldehida
Keton
Ester
Asam karboksilat
Amida
Anhidrida         


1600-1820
1690-1740
1650-1730
1735-1750
1735-1750
1710-1780
1760 dan 1810


Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Amida
N-H

3100-3500

Sedang
Nitril
C= N

2240-2260

Sedang-tajam
Alkohol, Eter, Ester, Asam Karboksilat, Anhidrida
C-O
Aldehida (C-H)

Nitro (N=O)


1000-1300
2700-2800 dan
2800-2900
1300-1390 dan
1500-1600


Tajam
Lemah
Lemah
Tajam
Tajam

                                                                                            (Mudzakir, A, 2008:78-80)

C.    Alat Dan Bahan
1. Alat-alat :
·    Gunting                                    1 buah
·    Botol semprot                          1 buah
·    FTIR Shimadzu 8400              1 set
2. Bahan:
·    Plastik lid air minum dalam kemasan
·    Aquades

D.    Prosedur Kerja
Plastik lid air minum dalam kemasan digunting dengan ukuran (2x1) cm. Sampel dicuci dengan aquades lalu dikeringkan. Sampel yang sudah bersih dan kering dimasukkan ke wadah pelet. Wadah pelet yang sudah berisi sampel dimasukkan ke dalam instrumen FTIR. Selanjutnya dilakukan pengambilan data spektrum IR dengan komputer.

E.     Hasil Dan Analisis Data
Pada percobaaan penentuan gugus fungsi yang terdapat dalam sampel plastik kemasan minuman dengan FTIR ini, menggunakan teknik yang relatif lebih cepat dan mudah dilakukan. Sampel plastik yang digunakan adalah kemasan minuman merk Aqua. Pada persiapan sebelum analisis, sampel hanya dicuci dengan aquades dan dikeringkan diikuti dengan pengguntingan sesuai dengan ukuran wadah yang akan digunakan.
Alat FTIR sangat peka terhadap zat oksigen, baik yang berasal dari air maupun udara bebas yang bisa menyebabkan langsung terdeteksinya spektra dari zat tersebut. Oleh sebab itu, alat FTIR ini selalu dalam keadaan terjaga, dilindungi dengan kaca di sekelilingnya dan disorot oleh cahaya yang berasal dari lampu. Untuk mengetahui alat FTIR yang digunakan masih bekerja dengan baik atau tidak, yaitu dapat memberikan serapan spektra yang seharusnya, maka selalu dilakukan kalibrasi sebelum menganalisis sampel. Biasanya kalibrasi dilakukan oleh polystiren yang spektranya telah distandarkan sebelumnya.
Di dalam alat FTIR ini pun ada komponen lain yang terdapat di dalamnya, yaitu laser. Laser ini berfungsi sebagai pengarah radiasi. Selain itu, bagian dalam FTIR pun selalu dijaga dengan silika gel untuk mempertahankan FTIR dalam keadaan kering.
Hasil yang diperoleh dari analisis sampel plastik kemasan ini berupa spektra yang memberikan peak-peak tertentu.
Dari spektra tersebut, tiap peak yang memberikan intensitas tajam dan sedang kemudian diinterpretasikan dengan data absorpsi infra merah yang telah ada.
Berikut adalah tabel adsorpsi dari spektra FTIR sampel yang diperoleh:
Bilangan Gelombang (cm-1)
Gugus Fungsi
Intensitas
Daerah gugus fungsi
2977,9
2868,0
2837,1
2721,4

Daerah sidik jari
1461,9
1450,4
1379,0
1359,7
1328,9
1303,8
1255,6
1166,9
997,1
972,1
898,8
840,9

C-H (Alkana)
C-H (Alkana)
C-H (Alkana)
C-H (Aldehid)


-CH3 (Alkana)
-CH3 (Alkana)
-CH3 (Alkana)
-CH3 (Alkana)
N=O (Nitro)
N=O (Nitro)
C-O (Eter)
C-O (Eter)
R-CH=CH2 (Alkenil)
Trans-RCH-CHR
R2C=CH2
C-H (Aromatik)

Tajam
Tajam
Tajam
Sedang


Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Sedang
Sedang
Sedang
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Sedang

bilangan Gelombang
Gugus Fungsi
Intensitas
Daerah Gugus Fungsi
3651,0
3246,0
2958,6
2927,7
2856,4
1946,0
1732,0

Daerah sidik jari
1539,1
1461,9
1427,2
1380,9
1332,7
1253,6
1178,4
1143,7
1091,6
962,4
833,2
694,3

O-H (Alkohol, Fenol)
 OH (asam karboksilat, ikatan H)
C-H (Alkana)
C-H (Alkana)
C-H (Alkana)

C=O (Aldehid, keton, as. Karboksil, ester)


N=O (Nitro)
-CH2 (Bending)
- CH (CH3)2 (Isopropil)
N=O (Nitro)

C-O
C-O

C-O
C-O
Trans-RCH-CHR
Aromatik (para)

Aromatik (mono)





Sedang
Lemah
Tajam
Tajam
Tajam

Tajam


Tajam
Tajam

Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam

Setelah mengetahui identifikasi dari spektra yang dihasilkan, untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat di dalamnya adalah membandingkan spektra murni penyusunnya dengan spektra hasil analisis. Spektra sampel kemasan minuman merk Aqua dibuat dari polimer jenis PP (polipropilen) sehingga harus dibandingkan dengan spektra polipropilen murninya. Selain itu, perlu pula dibandingkan dengan spektra polimer lainnya untuk mengetahui kemungkinan adanya polimer lain atau bahkan komposisi penyusun yang berbeda dari yang tertera dalam kemasan. Berikut ini beberapa spektra beserta gugus fungsinya masing-masing mulai dari polipropilen, polietilen, polistyren, teflon dan nylon.

Spektra Polipropilen murni I:
Bilangan Gelombang (cm-1)
Gugus Fungsi
Intensitas
Daerah sidik jari
1450
1370
1360
1180
1000
975
900
850
810

-CH3 (Alkana)
Isopropil –CH (CH3)2
N=O (Nitro)
C-O (Eter)
R-CH=CH2 (Alkena)
Trans –RCH-CHR (Alkena)
C-H (Alkana)
C-H (Alkana)
C-H (Alkana)

Tajam
Tajam
Tajam
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang

Spektra Polipropilen murni II:
Bilangan Gelombang (cm-1)
Gugus Fungsi
Intensitas
Daerah gugus fungsi
2930
2910
Daerah sidik jari
1450
1370
1330
1255
1160
1108
997
972

C-H (Alkana)
C-H (Alkana)

-CH3 (Alkana)
Isopropil –CH (CH3)2
N=O (Nitro)
C-O (Eter)
C-O (Eter)
C-O (Eter)
R-CH=CH2 (Alkena)
Trans –RCH-CHR (Alkena)

Tajam
Tajam

Tajam
Tajam
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang

Spektra Polietilen murni:

Bilangan Gelombang (cm-1)
Gugus Fungsi
Intensitas
Daerah gugus fungsi
2923
2850
1789
1721
Daerah sidik jari
1467
1374
721

C-H (Alkana)
C-H (Alkana)
Anhidrida
N-H (Amida)

-CH2 (Alkana)
-CH3 (Alkana)
Cis-RCH=CHR (Alkena)

Tajam
Tajam
Sedang
Sedang

Tajam
Sedang
Tajam
Spektra Polistiren murni:


Bilangan Gelombang (cm-1)
Gugus Fungsi
Intensitas
Daerah gugus fungsi
3150
3100
3000
2950
1650
1510
Daerah sidik jari
1500
1495
1110
990
980
970
960

N-H (Amida)
N-H (Amida)
OH (Asam karboksilat)
C-H (Alkana)
C=C (Alkena)
C=C (Alkena)

C=C (Alkena)
C=C (Alkena)
C-O (Eter)
R-CH=CH2 (Alkena)
Trans –RCH-CHR (Alkena)
Trans –RCH-CHR (Alkena)
Trans –RCH-CHR (Alkena)

Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam

Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam
Tajam

Spektra Teflon:


Bilangan Gelombang (cm-1)
Gugus Fungsi
Intensitas
Daerah gugus fungsi
2350
Daerah sidik jari
1200
960
950

C=C (Alkena)

C-O (Eter)
Trans –RCH-CHR (Alkena)
Trans –RCH-CHR (Alkena)

Sedang

Tajam
Tajam
         
          Tajam

Spektra Nylon:

Bilangan Gelombang (cm-1)
Gugus Fungsi
Intensitas
Daerah gugus fungsi
2950
2800
1650
Daerah sidik jari
1500
1400
1250
650
550

C-H (Alkana)
N=O (Nitro)
C=C (Alkena)

C=C (Alkena)
-CH3 (Alkana)
C-O (Eter)
-
-

Sedang
Sedang
Tajam

Tajam
Sedang
Sedang
Lemah
Lemah

Dari kelima spektra yang dibandingkan, spektra polipropilen memiliki kesamaan yang lebih banyak dengan spektra sampel. Berikut kesamaan antara spektra polipropilen dan sampel disajikan dalam tabel berikut.
Dari spektra FTIR sampel hasil percobaan, ada dua daerah yang dapat diamati dalam spektra tersebut yaitu daerah gugus fungsi dan daerah sidik jari. Kedua daerah tersebut memiliki gugus fungsi yang sama. Akan tetapi, pada daerah gugus fungsi terdapat gugus fungsi yang berbeda dengan gugus fungsi yang ada di daerah sidik jari dari spektra tersebut maupun dengan spektra polipropilen. Gugus fungsi tersebut yaitu C-H (Aldehid), sehingga dapat dikatakan bahwa gugus aldehid adalah salah satu zat aditif yang terdapat dalam sampel. Selain itu, dapat dikatakan juga bahwa gugus fungsi yang ada pada spektra FTIR sampel sama dengan gugus fungsi yang ada pada spektra polipropilen murni. Dengan demikian, penyusun utama dari plastik kemasan air minum Aqua adalah polipropilen.

F.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis spektra sampel, dapat disimpulkan bahwa gugus fungsi yang terdapat dalam sampel kemasan minuman Aqua adalah C-H (Alkana), C-H (Aldehid), -CH3 (Alkana),N=O (Nitro), C-O (Eter), R-CH=CH2 (Alkenil), Trans-RCH-CHR, R2C=CH2, C-H (Aromatik). Dengan demikian, penyusun utama dari plastik kemasan air minum Aqua adalah polipropilen, dan salah satu zat adatif yang terdapat dalam sampel adalah aldehid.
G.    Daftar Pustaka
Hendayana, S. (1994). Kimia Analitik Instrumen. Bandung: IKIP Semarang Press.
Tim Kimia Analitik Instrumen. (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Wiryawan, A, dkk. (2008). Kimia Analitik SMK E-Book. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Mudzakir, A., dkk. (2008). Praktikum Kimia Anorganik (KI 425). Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Anoname . (2005). IR-Infrared Spectroscopy [online]. Tersedia : http://lww.kt.dtu.dk/~vigild/2005_04_melitek/irganox.html [1 April 2009]
Anoname. (2009). Spektroskopi FTIR [online]. Tersedia : http ://persembahanku.wordpress.com [30 Maret 2009]
Anoname. (2009). Spektra IR [online]. Tersedia : http ://id. Wikipedia. org/wiki/ [30 Maret 2009]
Anoname. (2009). Kimia Kompleks [online]. Tersedia : http ://chemistry.org [31 Maret 2009]

H.    LAMPIRAN
1.     Data Pengamatan:
Merk alat                           : FTIR Shimadzu 8400
Bilangan Gelombang         : 400-4000 cm-1
Resolusi                             : 4
Name Text                         : IR-Aqua
Kalibrasi oleh                     : Polystiren
Sampel                               : Plastik kemasan air minum merk Aqua

2.     Dokumentasi Praktikum

Text Box: Alat FTIR Shimadzu 8400

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Tanggal percobaan : 16 april 2010 PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETER UV-VIS   A.     Tujuan 1.     Menentukan kadar Fe(II) dalam sampel dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. 2.     Dapat mengoperasikan alat spektrofotometer UV-VIS                                                         B.      Tinjauan Pustaka Spektrofotometri merupakan suatu perpanjangan dari penelitian visual dalam studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia, memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian dan pengukuran kuantitatif. Pengabsorpsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron bonding, akibatnya panjang gelombang absorpsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam sua

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat dalam Air Tebu

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT DALAM AIR TEBU Tanggal Praktikum: Awal: 7 oktober 2010 Selesai: 14 oktober 2010 A.       Tujuan 1.       Memahami sifat-sifat kimia karbohidrat 2.       Mengidentifikasi jenis karbohidrat dalam air tebu 3.       Menentukan kadar karbohidrat yang terdapat dalam sampel bahan alam yaitu air tebu dengan menggunakan metode Luff Schoorl B.        Dasar teori Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksiketon atau polihidroksialdehid yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat sangatlah beragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat adalah tipe molekulnya. Berbagai senyawa yang termasuk karbohidrat mempunyai berat molekul yang berbeda yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga 50.000 bahkan lebih.   Berbagai senyawa tersebut digolongkan menjadi tiga golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida.   Monosakarida     Monosakarida adalah karboh

Isu – isu yang terkait dengan layanan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai alat untuk memimpin umat manusia yang semakin bertambah jumlahnya serta kompleks persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan sesuai dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal adanya Bimbingan dan Konseling dalam kehidupan sehari-hari, maka akan kesulitan menentukan tugas – tugas perkembangan, memecahkan masalah dan menentukan rencana hidup untuk masa yang akan datang guna mendapatkan kehidupan yang lebih baik. B.  Pembatasan Masalah Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut: a.  Pengertian dan fungsi layanan Bimbingan dan Konseling. b.  Jenis – jenis Bimbingan dan Konseling. c. Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling. C.   Tujuan Penulisan Makalah