Langsung ke konten utama

PENILAIAN PORTOFOLIO


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Portofolio untuk Penilaian merupakan bagian dari pembelajaran dan memiliki hubungan yang positif dengan pencapaian ranah kognitif dan afektif. Oleh karena, di samping penggunaan instrument jenis lain, penggunaan portofolio cocok untuk menilai pencapaian atau perkembangan siswa dalam pendidikan berbasis kompetensi atau dalam rangka pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetrensi. Evaluasi hasil pembelajaran lazimnya dilakukan oleh pihak dalam (guru). Akan tetapi, mungkin pula evaluasi dilakukan oleh pihak luar (misalnya pemerintah), Pihak luar perlu menilai untuk keperluan penentuan mutu dan untuk kriteria penyaringan.
Di samping itu, guru memerlukan dukungan dari pihak luar untuk menentukan ukuran atau standar kompetensi, dalam rangka menyesuaikan pembelajarannya dengan kebutuhan masyarakat luas. Pihak dalam perlu mengadakan penilaian untuk membuat keputusan tentang pembelajaran; misalnya: dalam hal apa pembelajaran perlu diperbaiki, siswa mana yang memerlukan tambahan bantuan, seberapa jauh hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dalamPedoman Pengembangan kurikulum, dirumuskan dalam rencana pembelajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain, penilaian oleh pihak guru harus menghasilkan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran atau hasil belajar.

1.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a.                   Apa pengertian dari portofolio dan penilaian portofolio?
b.                  Bagaimana prinsip-prinsip dalam penilaian portofolio?
c.                   Mengapa diperlukan penilaian portofolio?
d.                  Apa saja jenis dan bentuk dari penilaian portofolio?
e.                   Bagaimana tahapan pengembangan penilaian portofolio?
f.                   Kapan proses penilaian portofolio dilakukan?
g.                  Bagaimana aplikasi penilaian portofolio dalam proses pembelajaran?

1.3         Tujuan
Tujuan kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Kimia oleh Nahadi, S.Pd, M.Pd, M. Si dan untuk menambah wawasan kami dalam mengenal sistem evaluasi pembelajaran khususnya melalui penilaian portofolio.

1.4    Metode Penulisan
Berdasarkan latar belakang, rumusan, dan tujuan tersebut, maka penlis menyusun metoda penulisan sebagai berikut:
·         Menentukan latar belakang masalah.
·         Menentukan rumusan masalah.
·         Mencari sumber bacaan dan referensi yang berkaitan dengan makalah ini.
·         Mencari informasi melalui internet.
·         Menyusun makalah berdasarkan sumber.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian
2.1.1 Pengertian Portofolio
Secara etimologi, portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Jadi portofolio berarti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Secara umum portofolio merupakan kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            Terdapat beberapa macam portofolio. Dalam kesenian misalnya, portofolio berarti kumpulan hasil karya terbaik dari seorang seniman yang sengaja diadakan untuk keperluan galeri pameran. Dalam dunia pendidikan portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang ditentukan guru atau oleh siswa bersama guru. Portofolio dalam pendidikan adalah bagian dari usaha dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Sehingga tidak setiap kumpulan karya siswa disebut sebagai portofolio.
Paulson (1991) dalam Nahadi dan Cartono (2007) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan bukti refleksi diri.
Menurut Gronlund (1998 : 159) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik berkepentingan.
Portofolio dapat digunakan untuk mendokementasikan perkembangan siswa. Kerena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.
Portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan bagi kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan dengan siswa, orang tua serta pihak lain yang berkepentingan. Sehingga portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan siswa dalam setiap kegiatan dan proses pembelajaran. Secara umum, dalam dunia pendidikan portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnalyang dibuat siswa.
Portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari uasaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.
Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga ‘portofolio untuk penilaian’ atau ‘portofolio penilaian’.

2.1.2   Pengertian Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984).
          Aspek yang diukur dalam penilaian portofolio adalah tiga domain  perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

2.2      Penilaian Portofolio
Portofolio dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai ajektif. Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir (post-test) dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun sikap (afektif). Adapun sebagai suatu ajektif portofolio seringkali dihubungkan dengan konsep pembelajaran atau penilaian yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio atau penilaian berbasis portofolio.
            Portofolio
-          Sebagai benda fisik (bundle atau dokumen)
-          Sebagai suatu proses social
-          Sebagai adjective (Pembelajaran portofolio, assesmen portofolio)
Portofolio sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Portofolio dalam arti ini, dapat digunakan sebagai instrument penilaian atau salah satu komponen dari instrument penilaian, untuk menilai kompetensi siswa, atau menilai hasil belajar siswa. Portofolio demikian disebut juga portofolio untuk penilaian atau asesmen portofolio.
Berdasarkan pengertian tentang evaluasi, penilaian, asesmen dan portofolio, maka dapat disimpulkan bahwa asesmen portofolio dalam pembelajaran kimia dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses, hasil pertumbuhan, perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumen pengalaman belajarnya di dalam pembelajaran kimia. Dalam konteks penilaian, asesmen portofolio juga diartikan sebagai upaya menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu (Surapranata S dan Hatta M, 2004 dalam Nahadi danCartono, 2007).
Portofolio siswa untuk penilaian atau assesmen portofolio merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:
1.      Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
2.      Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pelajaran yang bersangkutan.
3.      Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
4.      Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
5.      Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata pelajaran atau antar mata pelajaran.
6.      Penyelesaian soal-soal terbuka.
7.      Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.
8.      Laporan kerja kelompok.
9.      Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam vidio, alat rekam audio dan computer.
10.  Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
11.  Hasil karya dalam mata pelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pelajaran yang bersangkutan).
12.  Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa  terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.
13.  Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan.
14.  Laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran.
Untuk menerapkan asesmen portofolio dibutuhkan suatu rubrik atau pedoman terperinci penilaian. Asesmen portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan pada proses berfikir siswa yang terdapat atau tersirat dalam isi portofolio. Penilaian berbasis kompetensi mempunyai prinsip belajar tuntas (mastery learning), siswa tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. Salah satu model yang cocok dengan prinsip tersebut adalah model asesmen portofolio.
Model asesmen portofolio menggunakan acuan penilaian kriteria, yang intinya adalah bahwa:
1.      Semua anak memiliki kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja, hanya waktu yang diperlukan untuk mencapai kemampuan tertentu berbeda.
2.      Standar ketuntasan harus ditentukan terlebih dahulu.
3.      Hasil penilaian;lulus atau tidak lulus.
Aspek yang diukur dalam asesmen portofolio adalah tiga ranah perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1.      Prilaku kognitif
Berdasarkan taksonomi kognitive Bloom, terdapat enam tingkatan kognitif berfikir:
·            Pengetahuan (knowledge) : kemampuan mengingat (misal mengingat rumus)
·            Pemahaman (comprehension) : kemampuan memahami (menyimpulkan suatu paragraph)
·            Aplikasi (application) : kemampuan penerapan (misalnya menggunakan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).
·            Analisis (analysis) : kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil (misalnya menganalisis bentuk, jenis atau arti)
·            Sintesis (synthesis) : kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi kesimpulan (misalnya memformulasikan hasil penelitian).
·            Evaluasi (evaluation) : kemampuan mempertimbangkan mana yang baik untuk mengambil tindakan tertentu.
2.      Prilaku afektif
Mencakup penilaian perasaan, tingkah laku, minat, kesukaan, emosi dan motivasi.
3.      Prilaku psikomotorik
Mencakup penilaian keahlian. Penilaian psikomotorik adalah penilaian pembelajaran yang banyak menggunakan praktek seperti agama, kesenian, olahraga, sains dan bahasa, sementara itu untuk mata pelajaran yang tidak terdapat kegiatan praktek, tidak terdapat penilaian psikomotoriknya. Bentuk instrument dan jenis tagihan yang digunakan untuk assesmen portofolio adalah tes tertulis (obyektif dan non-obyektif), tes lisan (wawancara), tes perbuatan (lembar pengamatan), non-tes (angket, kuisioner), dan hasil karya (daftar cek, produk dan laporan.
            Dalam mengembangkan dan menerapkan assesmen portofolio dalam pembelajaran kimia, guru harus memahami tentang bagian-bagian portofolio, antara lain:
1.      Daftar isi dokumen
            Pada halaman depan bundel portofolio tertulis nama peserta didik yang bersangkutan berikut daftar evidence atau dokumen yang ada didalamnya seperti terlihat pada table 1 berikut.
Tabel 1. Portofolio peserta Fadli Muhammad Faruq
Tanggal
Nama/jenis evidence
Keterangan tugas
1 November 2005
Lembar kerja peserta didik
Membuktikan Hukum kekekalan massa
15 November 2005
6 Desember 2005
Merangkum sejarah penemuan atom
Ulangan Harian Kimia
Membuat rangkuman
Sistem Koloid
15 Januari 2006
Gambar alat destilasi sederhana
Membuat gambar alat destilasi sederhana
… dan seterusnya
… dan seterusnya
… dan seterusnya
Sumber: Nahadi dan Cartono, 2007.
2.      Isi dokumen
            Isi portofolio yang terkadang dinamakan sebagai evidence atau dokumen yang dapat berupa kumpulan atau tigas yang berisi pekerjaan peserta didik (foto, video, audio, penilaian tertulis, penugasan, hasil karya praktek, catatan, disket atau fotocopy) selama waktu tertentu (misalnya satu semester atau satu tahun). Evidence menjadi ukuran seberapa baik tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik telah dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indicator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum.
3.      Bundel dokumen
            Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, work-sheet, maupun lembaran-lembaran informasi dan lembar kerja yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran dimasukkan kedalam bendel dokumen portofolio. Dokumen-dokumen tersebut ditempatkan dalam satu map atau folder.

2.3      Prinsip Penilaian Portofolio
Salah satu prinsip pembelajaran adalah “Mulai dari konkret ke abstrak”. Prinsip itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi tentang suatu perkara yang dipilihkan oleh guru. Siswa akan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran dan penilaian, jika siswa juga ikut memilih hal yang harus dieksplorasi, sesuai dengan minatnya atau gaya belajarnya. Portofolio merupakan tempat bagi siswa untuk secara aktif memilih hal yang dieksplorasi, dan menunjukkan bukti tentang kompetensi siswa, di luar hasil tes. Dengan kata lain, di samping mengaktifkan siswa, portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam penilaian atas dirinya.
Berbeda dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam asesmen portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijakdikan pedoman dalam penggunaan asesmen portofolio di sekolah, antara lain saling percaya, kerahasiaan bersama, milik bersama, kepuasan, kesesuaian, proses dan hasil.

1.         Saling percaya
Asesmen portofolio merupakan proses penilaian yang berlangsung dua arah antara guru dan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya yang harus dibina dengan sinergis. Dalam assesmen portofolio, guru dan peserta didik ataupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya harus merasa sebagai pihak yang saling memerlukan, dan memiliki semangat untuk saling membantu.oleh karena itu, guru dan peserta didik atau antar peserta didik harus saling terbuka dan jujur.
Guru hendaknya seoptimal mungkin menciptakan suasana pembelajaran dan penilaian yang kondusif sehingga peserta didik dapat dengan mudah memperlihatkan kemampuannya secara optimal sesuai dengan harapan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator yang dituntut dalam kurikulum.

2.         Kerahasiaan bersama
Kerahasiaan bersama peserta didik terhadap evidence merupakan hal yang sangat penting dalam portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik secara individu atau kelompok sebaiknya tidak diperlihatkan kepada peserta didik lain atau kelompok lain, sebelum diadakan pameran apalagi yang masih mengandung kelemahan. Hal ini dilakukan agar peserta didik yang memiliki kelemahan tidak merasa dipermalukan. Penjagaan kerahasiaan ini akan memotivasi peserta didik untuk memperbaiki evidence mereka.

3.         Milik bersama
Semua pihak, guru maupun peserta didik harus menganggap bahwa semua evidence merupakan milik bersama yang harus dijaga secara bersama-sama. Oleh karena itu, semua dokumen  harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta didik. Guru dan peserta didik perlu menyepakati bersama dimana evidence yeng telah dirahasiakan peserta didik akan disimpan. Hal ini akan mempermudah peserta didik untuk menyimpan dan mengambil kembali portofolio mereka.

4.         Kepuasan dan Kesesuaian
Hasil akhir portofolio adalah ketercapaian standar kompetensi , kompetensi dasar, dan indikator. Kepuasan semua pihak terletak pada tercapai tidaknya standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang dimanifestasikan melalui evidence peserta didik. Kesesuaian ini akan menjamin ketercapaian kompetensi yang menjadi kriteria keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.

5.         Penciptaan budaya mengajar
Sebagian orang berpendapat bahwa portofolio adalah metode pengajaran, sedangkan yang lainnya menganggap sebagai salah satu alat penilaian. Sebenarnya antara pengajaran dan assesmen portofolio tidak dapat dipisahkan. Asesmen portofolio hanya dapat dilakukan jika metode pengajaran yang digunakan menggunakan pendekatan portofolio. Jika dalam mengajar, guru hanya menuntut peserta didik untuk menghafal fakta atau pengetahuan pada taraf yang rendah, maka assesmen portofolio tidak akan bermakna. Asesmen portofolio akan efektif jika proses pembelajaran menuntut peserta didik untuk menunjukkan kemampuan yang nyata yang menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan pada taraf tinggi.

6.         Refleksi bersama
Asesmen portofolio memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi bersama-sama, dimana peserta didik dapat merefleksikan tentang proses berfikir mereka sendiri, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan dan mengamati pemahaman mereka tentang kompetensi dasar dan indikator yang telah mereka peroleh. Portofolio secara jelas mencerminkan hasil peserta didik yang dirumuskan dan diidentifikasikan dalam kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan dipelajari oleh peserta didik.

7.         Proses dan hasil
     Asesmen portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan prilaku harian peserta didik mengenai sikapnya dalam belajar. Aspek lain dari asesmen portofolio adalah penilaian hasil, yaitu menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian maka asesmen portofolio tidak hanya sekedar menilai hasil akhir pembelajaran, melainkan juga perlu memberikan penilaian terhadap proses belajar.

2.4      Fungsi dan Tujuan Penilaian Portofolio
Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran kimia serta pertumbuhan kemampuan peserta didik.   Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya. Portofolio dapat berfungsi sebagai alat untuk melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembali proses belajar mengajar dan pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar. Portofolio dapat digunakan sebagai alat pengajaran juga sebagai alat penilaian. Asesmen portofolio mengharuskan  peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukan hasil kerja mereka.  Dalam hal ini asesmen portofolio dapat dianggap sebagai salah satu alat untuk menilai secara otentik. Dalam penilaian portofolio peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.
Asesmen portofolio dapat digunakan sebagai alat formatif dan sumatif. Asesmen portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan untuk mendorong peserta didik dalam merefleksikan pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta didik dan digunakan untuk tujuan formatif dan diagnostik. Asesmen portofolio digunakan juga untuk tujuan penilaian sumatif pada akhir semester atau pada akhir tahun pelajaran. Hasil asesmen portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka raport peserta didik yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran kimia. Selain itu, tujuan penilaian dengan menggunakan portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat.
Portofolio dalam penilaian dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu:
1.         Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
2.         Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik.
3.         Meningkatkan proses efektivitas pengajaran
4.         Bertukar informasi dengan orang tua/ wali peserta didik dan guru lain.
5.         Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri secara positif pada setiap peserta didik.
6.         Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.
Adapun tujuan asesmen portofolio menurut Gronlund dalam Nahadi dan Cartono adalah sebagai berikut:
1.      Kemajuan siswa dapat terlihat jelas.
2.      Penekanan pada hasil belajar terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar.
3.      Membandingkan pekerjaan sekarang dengan pekerjaan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar daripada membandingkan dengan milik orang lain.
4.      Keterampilan assesmen sendiri mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik.
5.      Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum)
6.      Menjadi alat komunikasi yang jelas tentang  kemajuan belajar siswa bagi dirinya, orang tua, atau lainnya.
Portofolio sangat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan penilaian proses. Portofolio dapat berisikan laporan kegiatan praktikum yang diikuti siswa, tugas-tugas proyek, tugas-tugas individu atau kelompok dan lain-lain. Fungsi assesmen portofolio menurut Berenson dan Carter antara lain sebagai berikut:
1.   Mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu.
2.   Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
3.   Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
4.   Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Sedangkan menurut Erman (2003) manfaat portofolio akan memupuk kebiasaan siswa dalam bertindak cermat melalui pengumpulan bukti hasil kerja dan karangannya serta akan tergugah kesadarannya bagaimana seharusnya belajar yang benar sesuai dengan konsep belajar secara simultan akan terakomodasi. Fungsi portofolio menurut mata pelajaran tertentu serta pertumbuhan peserta didik. Asesmen portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya:
1.   Mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu.
2.   Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
3.   Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
4.   Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Dari kedua jenis asesmen portofolio tersebut dalam pelaksanaannya asesmen portofolio terbagi kedal;am beberapa bentuk instrumen eavaluasi atau tes. Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:
1.         Cacatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya.
2.         Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.
3.         Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan perkembangan siswa.
4.         Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
5.         Tes skrinning yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan laporan kegiatan lapangan.
Fungsi penilaian fortopolio adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan KBM
Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer (1995:184) berikut ini.
1)      Mendomentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu.
2)      Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
3)      Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
4)      Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Sedangkan menurut Gronlund (1998 : 158), portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut.
1)   Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.
2)   Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar.
3)    Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain.
4)   Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik
5)   Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum).
6)   Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.
Penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, karena hal-hal berikut:
1.        Portofolio menyajikan atau memberikan: “bukti” yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas.
2.        Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik.
3.        Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa.
4.        Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa.
5.        Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas.
6.        Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atau bervariasinya gaya belajar siswa.
7.        Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar.
8.        Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa.
9.        Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.
10.    Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan.
11.    Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan

2.5      Jenis-jenis Penilaian Portofolio
Evaluasi, asesmen atau penilaian portofolio merupakan suatu bentuk penilaian yang sesungguhnya atau otentik (Collins, 1988 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Hal ini disebabkan karena pada asesmen portofolio sumber informasi yang dijadikan pertimbangan dalam bentuk pekerjaan siswa yang dikoleksi secara sistematis. Dengan demikian perkembangan kemampuan siswa dapat dilihat secara mudah. Sumber informasi berupa hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dalam berbagai bentuk diantaranya:
·         Hasil kerja laboratorium dalam wujud laporan hasil kerja.
·         Hasil pelaksanaan tugas oleh peserta didik misalnya buku tugas, buku PR, buku kerja, kliping, foto atau gambar.
·         Hasil ulangan harian atau semester.
·         Penghargaan tertulis misalnya sertifikat mengikuti lomba baik tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, atau provinsi.
·         Daftar kehadiran
·         Catatan pribadi atau anekdik
·          Catatan tentang peringatan yangdiberikan guru ketika peserta didik melakukan suatu kesalahan.
·         Audio visual
·         Buku aktivitas
Dari berbagai jenis asesmen portofolio yang ada, guru dapat mengumpulkannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang dilakukan. Pada hakikatnya asesmen portofolio dapat dibedakan kedalam dua bentuk yang banyak dikenal dewasa ini, yaitu tinjauan proses (process oriented) dan tinjauan hasil (product oriented). Perbedaan kedua bentuk portofolio tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1.      Tinjauan Proses
Portofolio proses (process oriented) adalah jenis portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana  perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu. Pendekatan ini lebih menekankan pada bagaiman peserta didik belajar, berkreasi, termasuk mulai dari draf awal, bagaiman proses awal terjadi dan waktu sepanjang peserta didik dinilai. Hal yang diniali mencakup kemampuan awal, proses, dan akhir suatu pekerjaan yang dilakukan peserta didik.
2.      Tinjauan Hasil
Portofolio ditinjau dari hasil (product oriented) adalah jenis portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai evidence itu terjadi. Portofolio semacam ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Dalam beberapa literatur dapat ditemukan bahwa portofolio tampilan (show portofolios) dan portiofolio dokumentasi (documentary portofolios) merupakan contoh portofolio produk.
a.          Portofolio penampilan
Portofolio pemampilan (show Portofolios) adalah bentuk yang digunakan evidence terbaik yang dikerjakan oleh peserta didik ataupun kelompok peserta didik. Portofolio bentuk ini dirancang untuk menunjukan evidence peserta didik yangterbaik dalam satu kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio penampilan sangat berguna untuk penilaian yang bergantung kepada seberapa tepat isi portofolio telahg mengacu pada kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasilbelajar yang telah ditentukan dalam kurikulum.
b.         Portofolio dokumentasi
 Portofolio dokumentasi (documentary portofolios) adalah bentuk yang digunakan untuk koleksi evidence peserta didik yang khusus digunakan untuk penilaian dalam portofolio dokumentasi, hanya evidence peserta didik yang terbaik yang diseleksi yang akan diajukan dalam penilaian. Asesmen portofolio dokumentasi dalam portofolio kimia misalnya, tidak hanya berisi tentang hasil  akhir laporan praktikum peserta didik, tetapi juga berbagai macam draf dan komentar peserta didik terhadap laporannya tersebut. Termasuk proses sampai dihasilkannya laporan praktikum tersebut.

2.6      Bentuk-bentuk Penilaian Portofolio
Dari kedua jenis asesmen portofolio tersebut dalam pelaksanaannya asesmen portofolio terbagi kedalam beberapa bentuk instrumen eavaluasi atau tes. Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:
1.      Cacatan anekdotal, yaitu beruoa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenaiperilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya.
2.      Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.
3.      Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan perkembangan siswa.
4.      Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
5.      Tes skrinning yang berguna untuk mengidentidfikasi keterampilan siswasetelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan laporan kegiatan lapangan.
2.7      Tahapan Pengembangan Penilaian Portofolio
Pengembangan asesmen portofolio dalam pembelajaran kimia bertujuan untuk melengkapi data proses dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Berbagai aspek belajar siswa diharapkan dapat direkam dengan adanya asesmen portofolio, sehingga pada akhirnya siswa mendapatkan keadilan dan posisi yang benar-benar sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Pada umumnya asesmen portofolio terdiri atas beberapa tahapan dalam pengembangannya, yaitu:

1.      Penentuan Tujuan Portofolio
Hal yang paling utama dalam asesmen portofolio adalah adanya tujuan (purpose) yang menunjukkan portofolio akan digunakan. Penentuan tujuan penggunaan portofolio sangat penting, mengingat tanpa adanya tujuan, guru maupun peserta didik tidak akan terarah dan cenderung mengerjakan portofolio seadanya. Sebagai contoh, apakah tujuan digunakan portofolio untuk memantau proses pembelajaran (process oriented) atau mengevaluasi hasil akhir (product oriented)? Untuk proses pembelajaran atau alat untuk penilaian? Memantau perkembangan peserta didik atau mengoleksi evidence peserta didik?
Beberapa hal yang sangat penting dalam penentuan tujuan dan pengembangan asesmen portofolio adalah sebagai berikut:
a.    Guru harus menentukan tujuan portofolio, apakah guru akan memantau proses pembelajaran atau mengevaluasi hasil akhir jika guru ingin mengevaluasi baik proses maupun hasil evidence peserta didik, mungkin guru akan menggunakan portofolio dokumentasi.
b.    Guru harus menetapkan apakah penggunaan portofolio adalah untuk proses pembelajaran atau sebagai alat untuk penilaian.
c.    Guru harus menetapkan apakah asesmen portofolio dilakukan dalam rangka memantau perkembangan peserta didik ataukah guru hanya bermaksud mengoleksi evidence peserta didik
d.   Guru harus mengembalikan relevansi antara evidencepeserta didik dengan tujuan yang akan dinilai.
e.    Guru harus menentukan pihak yang akan menjadi evidence dan untuk apakah portofolio digunakan? Apakah portofolio dugunakan untuk menunjukkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung kepada orang tua, penilaian diakhir tahun pembelajaran, diakhir jenjang pendidikan atau untuk memantau sistem pendidikan.
f.     Guru harus menentukan seberapa banyak portofolio akan digunakan sebagai bahan penilaian? Akankah portofolio berisi evidence peserta didik yang begitu banyak dan luas atau hanya berisi evidence pilihan saja? Apakah seluruh evidence yang terpilih dapat menunjukkan kompetensi dasar dan atau indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Penentuan tujuan portofolio akan sangat berpengaruh terhadap penggunaan jenis portofolio (asesmen potofolio kerja, dokumentasi atau penampilan). Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan evidence peserta didik dan proses bagaimana evidence tersebut diperoleh sebagai salah satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar  peserta didik, yaitu telah mencapai kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Berikut ini adalah contoh tujuan asesmen portofolio yang sesuai Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok Hukum-hukum Dasar Kimia.
Tabel. 2
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

Hukum-hukum Dasar Kimia Kelas X SMA Semester 1
Standar Kompetensi: 2.  Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan
   penerapannya dalam perhitungan kimia
   (stoikiometri)
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
2.2  Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan
·      Membuktikan berdasarkan percobaan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi tetap ( Hukum kekekalan massa / Hukum  Lavoisier)
·      Membuktikan berdasarkan percobaan dan menafsirkan data tentang massa dua unsur yang bersenyawa ( Hukum Proust )
·      Menemukan hubungan antara volum gas dengan jumlah molekulnya yang diukur pada suhu dan tekanan yang sama
( Hukum Avogadro )
Hukum kekekalan massa ( Lavoisier)



Hukum perbandingan tetap ( Proust)


Hukum Avogadro
            Sumber: Nahadi dan Cartono, 2007

Berdasarkan tabel diatas, tujuan yang diinginkan oleh guru adalah memantau proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi baik proses maupun hasil evidence peserta didik sehingga guru akan menggunakan portofolio dokumentasi. Kemampuan yang diharapkan dari siswa adalah melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoiser, hukum Proust dan mengkorelasikan hubungan antara volume gas dengan jumlah partikelnya pada keadaan yang sama.

2.      Penentuan Isi Portofolio
Tahapan berikutnya dalam asesmen portofolio setelah tujuan penilaian ditetapkan adalah menentukan isi portofolio. Pada tahapan ini, isi dan bahan asesmen portofolio harus mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Isi portofolio harus menunjukkan kemampuan peserta didik yang sesuai dengan apa yang diharapkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar, atau indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum.
Berdasarkan contoh standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pada tabel, isi dokumen yang ditugaskan oleh guru adalah lembar kerja siswa, laporan praktikum, membuat rangkuman sejarah hukum Lavoiser, Proust dan Avogadro. Di samping evidence yang ditugaskan oleh guru, guru juga memberikan penilaian terhadap keterampilan laboratorium peserta didik yang kemudian diserahkan sebagai bukti tentang kemampuan siswa dalam melakukan eksperimen.
Beberapa hal yang penting dalam penentuan isi asesmen portofolio adalah sebagai berikut:
a.    Guru harus menentukan isi portofolio yang akan dilaksanakannya.
b.    Guru harus menunjukkan hubungan antara pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar.
c.    Guru harus menentukan banyaknya portofolio yang akan digunakan sebagai bahan penilaian.
d.   Guru harus menetukan relevansi antara evidence peserta didik dengan tujuan yang akan dinilai.
e.    Guru harus menentukan bagaimana suatu evidence dikerjakan oleh peserta didik sendiri, kerja kelompok, atau pertolongan guru.
Selain hal-hal tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan lainnya dalam pemilihan isi portofolio, diantaranya:
a.    Siapa yang memilih?
Pihak yang memilih ditentukan oleh tujuan. Apabila tujuan portofolio lebih pada pemberian kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan hasil belajarnya, maka siswa harus diberi kesempatan juga untuk memilih calon isi portofolio. Akan tetapi, apabila portofolio lebih ditekankan pada usaha guru untuk menilai dan memperbaiki hasil pembelajarannya, guru harus menentukan apa saja yang harus disajikan dalam portofolio.
b.   Bagaimana memilih?
Ada beberapa cara menentukan butir-butir yang perlu disajikan dalam portofolio. Guru dan siswa harus bekerja sama untuk menentukan butir-butir itu. Dan setelah ada kesepakatan perlu dibuat daftar kategori atau pedoman tertulis.
c.    Bagaimana melibatkan siswa?
Siswa perlu menjelaskan secara tertulis, mengapa suatu butir atau topik perlu disajikan dalam portofolio masing-masing. Bila perlu siswa dan guru dapat melakukan diskusi tentang hal tersebut.
d.   Bagaimana peranan guru?
Disamping membantu siswa, guru perlu mengambil sampel isi portofolio, terutama dalam rangka memahami cara-cara siswa berpikir, bekerja, bekerja sama dalam kelompok, dan bagaimana pemahaman siswa atas pemahaman materi tertentu berkembang.
e.    Bagaiman kriteria eksternal?
Guru atau pihak lain yang menugasi siswa membuat portofolio dapat menggunakan kriteria tertentu untuk mengetahui cara-cara siswa mendekati masalah atau perkara tertentu. Dalam hal demikian, guru dapat mendiskusikan kriteria itu dengan sesama guru atau dengan pihak luar tersebut.
f.     Kapan harus dipilih?
Waktu kapan butir-butir dipilih untuk dimasukkan kedalam portofolio tergantung pada tujuan. Apabila hasil yang menjadi tujuan, maka hasil kerja terbaik saja, atau hasil kerja terakhir sajayang perlu dimasukkan ke dalam portofolio. Akan tetapi kalau kemajuan siswa lebih dipentingkan, maka portofolio harus berisi bukti-bukti tentang perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa atau perkembangan sikap siswa.
g.    Apa yang perlu dilakukan oleh guru terhadap setiap isi?
Selain menilai, guru sebaiknya memberikan komentar pada setiap butir isi portofolio, baik yang berupa saran peningkatan belajar, maupun yang berupa pujian atas prestasi siswa yang bersangkutan.
Berikut ini adalah contoh penentuan isi portofolio berdasarkan dokumen kurikulum berbasis kompetensi kelas XII.
\
Tabel. 3
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok Kegunaan Unsur dan Senyawa Kelas XII SMA Semester 2
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
1.3    Mendeskripsikan manfaat, dampak dari proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya dalamkehidupan sehari-hari
·   Menjelaskan manfaat dan dampak unsur-unsur keradioaktifan Alimunium, Karbon, Nitrogen, Oksigen Silikon, Besi, Kromium, Tembaga dan lain-lain serta senyawa yang dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
·   Menjelaskan pembuatan unsur-unsur dan senyawa-senyawa di laboratorium dan larutan misalnya H2SO4, N2, Fe, Al, NH3 dan O2.
Kegunaan unsur dan senyawanya.
Sumber: Nahadi dan Cartono, 2007

          Berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pada Tabel 3, isi dokumen yang diharapkan oleh seorang guru adalah:
a.    Membuat makalah tentang manfaat dan dampak unsur dan senyawanya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
b.    Penilaian guru ketika peserta didik mempresentasikan makalah didepan peserta didik yang lain.
c.    Gambar rancangan percobaan tentang proses pembuatan unsur atau senyawa sederhana di laboratorium.
d.   Lembar kerja siswa.
e.    Laporan praktikum tentang proses pembuatan unsur atau senyawa sederhana.
f.     Membuat laporan kunjungan keindustri pembuatan unsur atau senyawa.
g.    Mencari sumber literatur tentang pembuatan unsur dan senyawa dalam industri.

3.      Penentuan Kriteria Penilaian
Ketika tujuan dan isi portofolio sudah dinyatakan secara jelas, maka tahapan berikutnya adalah menetukan kriteria penilaian. Kriteria penilaian yang akan digunakan dalam portofolio dapat segera dibuat untuk meyakinkan bahwa isi yang akan dimasukkan kedalam portofolio telah benar-benar mengandung evidence yang diharapkan dalam indikator pencapaian hasil belajar. Kriteria asesmen portofolio sangat bergantung kepad karakteristik kompetensi dasar yang telah ditentukan. Kriteria asesmen portofolio juga sangat bergantung kepada bagaimana cara penilaian dan portofolio yang akan dinilai. Kriteria penilaian yang digunakan dalam asesmen portofolio kimia ketika melakukan percobaan (eksperimen) misalnya, kriteria penilaian yang digunakan antara lain mengamati, menggolongkan, menyimpulkan dan lain-lain.

4.      Penentuan Format Penilaian
Tahapan berikutnya setelah penentuan kriteria penilaian adalah menentukan format kriteria penilaian. Semua kriteria penilaian dituangkan dalam format penilaian.
Format penilaian yang disajikan dapat digunakan untuk menilai pencapaian kemampuan peserta didik sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Berikut ini adalah contoh format penilaian, kriteria penilaian beserta proses pencapaiannnya dalam mata pelajaran kimia.

Tabel 4. Contoh Format penilaian Mata Pelajaran Kimia
Kelas X Semester 2
Kompetensi dasar:      mendeskripsikan proses pembentukan dan teknik
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya.
Nama Peserta Didik Faris Amir Faisal
Tanggal: 30 November 2007
Indikator
Penilaian
· Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi  dan gas alam
· Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
· Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan

Dicapai melalui:
·  Pertolongan guru
·  Seluruh kelas
·  Kelompok kecil
·  Sendiri




Komentar orang tua: ……………....... ……………………………………….
Kurang baik
Baik
Baik sekali
·          

                  








Komentar guru:
Faris sudah baik dalam menjelaskan proses pembentukan minyak bumi dan menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan tetapi masih kurang dalam menafsirkan bagan penyulingan

Komentar siswa: ……………………
………………………………………
 Sumber: Nahadi dan Cartono, 2007

5.      Pengamatan dan Asesmen Portofolio
Tahapan berikutnya dalam asesmen portofolio adalah kegiatan mengamati dan menilai evidence yang telah dihasilkan oleh para peserta didik. Artinya, evidence yang dimasukkan ke dalam portofolio harus diamati guru dan dinilai. Penilaian tidak hanya dilekukan oleh guru, tetapi peserta didik juga turut terlibat di dalamnya. Beberapa hal yang sangat penting dlam pengamatan dan penilaian antara lain:
a.       Guru harus membedakan antara asesmen portofolio secara individu, kelompok kecil, atau kelompok besar.
b.      Guru harus membuat asesmen portofolio sesuai mungkin dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang telah ditentukan dalam kurikulum.
c.       Guru harus membuat kriteria yang membedakan antara penilaian portofolio untuk kelompok maupun peserta didik secara individu.
d.      Guru harus membuat kriteria yang sesuai dengan potensi dasar maupun indikator pencapaian hasil belajar.
e.       Guru harus membuat kriteria yang mencakup rentang kemampuan yang jelas mulai dari kemampuan yang kurang sampai kemampuan yang baik dan mudah dikomunikasikan kepada siswa, orang tua dan pihak lain sehingga mereka dapat dengan mudah memahami kriteria yang dimaksud.
f.       Kriteria penilaian haruslah terbebas dari perbedaan jenis kelamin peserta didik.
g.      Kriteria penilaian harus dapat digunakan oleh siapa saja dan dapat menghasilkan pengertian yang sama untuk evidence yang sama.

6.      Koleksi
Apabila semua evidence telah dikerjakan peserta didik  sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum langkah selanjutnya adalah mengkoleksi evidence tersebut. Dalam mengoleksi evidence peserta didik hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh guru antara lain:
a.    Memastikan bahwa peserta didik memiliki berkas portofolio.
b.    Adanya bahan penilaian baik berupa penghargaan tertulis, lisan, hasil kerja biasa, daftar ringkasan, catatan kerja kelompok, daftar kehadiran, persentase tugas, dan catatan peringatan guru.
c.    Pengumpulan bahan dan hasil karya.

7.      Seleksi Evidence
Apabila semua peserta didik telah mengkoleksi semua evidence yang telah ditugaskan oleh guru, tahap berikutnya dalam asesmen portofolio adalah seleksi. Dalam tahap ini,peserta didik akan memilih seluruh atau sebagian kolaeksi mereka lalu memilih hasilkarya terbaik untuk dinilai. Proses seleksiini dapt dilakukan oleh peserta didik sendiri, kelompokatau bahkan atas bimbingan guru.
Masing-masing evidence dipilih dan disesuaikan sebagai bahan asesmen portofolio. Banyak sekali hal yang harus diperhatikan yang berkaiatn dengan evidence peserta didik antara lain:
a.    Jenis sumber yang digunakan.
b.    Banyaknya evidence yang dimasukkan sebagai bahan asesmen portofolio.
c.    Seringnya pengumpulan evidence dilakukan.
Proses seleksi evidence peserta didik yang akan dijadikan sebagai bahan asesmen portofolio sangatlah penting dan sangat mempengaruhi hasil penilaian yang dilakukan oleh guru.
Beberapa hal yang harus dilakukan guru dalam hal ini:
a.    Guru harus menentukan pihak yang melakukan seleksi terhadap evidence peserta didik.
b.    Guru harus menentukan apakah peserta didik harus bekerja sama dengan guru dalam melakukan seleksi evidence peserta didik.
c.    Guru harus menentukan cara penyeleksian terhadap evidence peserta didik.
d.   Guru harus menentukan proses asesmen portofolio di kelas, termasuk sistem yang digunakan untuk melaksanakan portofolio, kemungkinan pihak yang memiliki akses ke portofolio.
e.    Guru harus menentukan cara-cara pemilihan evidence peserta didik, khususnya dalam rangka meningkatkan reflesid diri dan penilaian diri.
f.     Guru harus mengembangkan prosedur untuk menyeleksi evidence peserta didik.

8.      Refleksi
Refleksi (reflection) adalah proses yang paling penting dalam asesmen portofolio. Tahapan ini membedakan dengan jelas antara portofolio dengan sekedar koleksi. Pada tahap refleksi, kepada peserta didik ditanyakan alasan mengapa mereka memilih evidence tertentu untuk dinilai, bagaimana membandingkan antara satu evidence yang dipilih dengan yang tidak dipilih, kemampuan dan pengerahuan khusus apa yang digunakan untuk memilih dan menghasilkan evidence tertentu, dan dimana atau kapan mereka dapat meningkatkan kemampuannya sebagai peserta didik. Hal yang terpenting pada tahapan ini adalah peserta didik harus aktif dalam penilaian. Peserta didik dapat melakukan pengawasan secara langsung pada kualitas kemampuan mereka dan mengenal secara jelas peningkatan yang diperlukan. Berikut ini adalah contoh format refleksi.

Tabel. 5
Format Refleksi dalam Mata Pelajaran Kimia

Nama Siswa                            :
Tanggal                                   :
No. Hasil Karya                      :
Mata Pelajaran                        :
Guru yang mengesahkan         :
Deskripsi/uraian Evidence



Dengan cara apa evidence terbaikmu dihasilkan?
……………………………………………………………………………….....
Dari daftar kemampuan yang terdapat pada checkliszt, identifikasi kompetensi dasar atau indikator yang kamu gunakan untuk menghasilkan evidence yang kamu ajukan ini.
………………………………………………………………………………….
Dari daftar kemampuan yang terdapat pada checkliszt, kompetensi dasar atau indikator manakah yang dapat kamu tingkatkan?
………………………………………………………………………………….
            Sumber: Nahadi dan Cartono, 2007

9.      Koneksi
Tahapan paling akhir dalam asesmen porofolio adalah koneksi. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan koneksi yaitu pertama koneksi antara yang siswa hasilkan dengan tujuan pembelajran dan kedua antara siswa dengan dunia luar kelas. Hubungan anrata portofolio peserta didik dengan tujuan pembelajaran dapat menunjukkan bagaimana mereka menuangkan pengetahuan dan kemampuannya. Pada tahap ini peserta didik diajak untuk mengenal dirinya sendiri. Dengan koneksi ini diharapkan siswa memahami kurikulum lebih mendalam. Mereka akan menilai posisinya dalam tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hubungan antara portofolio peserta didik dengan dunia luar, di luar kelas, ditujukan untuk memperlihatkan evidence mereka pada dunia luar. Banyak program portofolio yang berhasil dengan cara memperlihatkan evidence peserta didik kepada dunia luar seperti kelompok guru, orang tua, masyarakat atau komunitas lain.  

10.  Pelaporan Asesmen Portofolio
Dalam pengembangan asesmen portofolio, guru biasanya melakukan pemantauan kemajuan peserta didik dengan membandingkan portofolio terhadap peta kemampuan pengetahuan dan pemahaman yang harus dicapai dalam standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang terdapat didalam kurikulum. Asesmen portofolio bukan merupakan sistem penilaian satu-satunya sehingga harus dikombinasikan juga dengan bentuk penilaian yang lain. Dalam penerapan asesmen portofolio sangat diperlukan kejujuran dan objektivitas yang konsisten dari semua pihak, baik guru, orang tua, maupun pihak lain.
Asesmen portofolio lebih menekankan pada penilaian proses dan hasil sehingga hasil asesmen portofolio hendaknya memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam kegiatan pembelajaran untuk mengadakan negosiasi mengenai pola pembelajaran dan pendewasaan siswa. Oleh karena itu, asesmen portofolio dituntut memberikan informasi secara menyeluruh mengenai:
a.    Perkembangan pemahaman dan pemikiran peserta didik dalam kurun waktu tertentu tentang standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
b.    Evidence peserta didik yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus.
c.    Evidence peserta didik selama periode dan kurun waktu tertentu.
d.   Refleksi nilai-nilai peserta didik sebagai individu baik segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Hasil asesmen portofolio pada umumnya dapat berbentuk skor, grafik atau deskriptif. Pekerjaan guru selanjutnya adalah membuat suatu rumusan bagaimana skor itu akan dianalaisis dan ditafsirkan sehingga kesimpulan akhir tentang kemampuan peserta didik sudah merupakan nilai keseluruhan berbagai aspek. Guru harus menempatkan peserta didik dalam peta kemampuan dengan memberi bobot tertentu serta bagaimana membuat kesimpulan akhir yang bersifat komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Laporan hasil belajar dibuat dalam peta perkembangan yang memuat deskripsi dan uraian perkembangan kompetensi dasar, hasil belajar, atau indikator hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Peta kemampuan dapat digunakan guru untuk memantau kemampuan belajara peserta didik. Kemampuan hasil belajar bertujuan untuk:
a.         Acuan bagi guru dalam memantau perkembangan belajar peserta didik.
Peta kemampuan harus dibuat berdasarkan data yang akurat, yang menggambarkan kemampuan yang kompleks untuk dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan peserta didik.
b.        Acuan bagi guru dalam mengestimasi pencapaian.
Estimasi pencapaian pengetahuan siswa diperoleh berdasrkan bukti nilai tugas portofolio yang telah dikerjakan. Dalam melakukan estimasi, guru harus memperhatikan kualitas dan akurasi seluruh evidence yang telah dikerjakan peserta didik dan dinilai.
Langkah kedua yang harus dilakukan adalah menentukan skala lokasi pada peta. Skala lokasi pada peta dimaksudkan untuk menentukan kemampuan siswa pada suatu pokok garis perkembangan. Dengan skala lokasi ini guru dapat dengan mudah menentukan tingkat pencapaian dan memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
Tabel6
Langkah Pengembangan Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran Kimia
Tahapan asesmen portofolio
Dimensi Tahapan
Menetapkan tujuan portofolio
·  Menetapkan tujuan asesmen portofolio.
·  Menentukan tujuan instruksional masing-masing asesmen portofolio.
·  Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi.
Menetapkan isi portofolio
·  Menetapkan evidence
·  Menetapkan rentang evidence
·  Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan kompetensi.
Menetapkan seleksi portofolio
·  Menetapakan prosedur seleksi evidence
·  Menetapkan cara mengelola asesmen portofolio
·  Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan tujuan portofolio.
Menetapkan yang akan dinilai dari kriteria penialian
·  Menentukan fokus penilaian individu atau kelompok
·  Mendeskripsikan kriteria penilaian
·  Meyakinkan bahwa kriteria yang dikembangkan sudah jelas dan mudah dikomunikasikan
·  Meyakinkan bahwa kriteria yang dikembangkan sudah tidak diskriminatif
·  Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan tujuan penilaian
Menetapkan metode untuk estimasi dan pelaporan kedudukan peserta didik dalam peta kemampuan
· Menetapkan metode untuk melaporkan kedudukan peserta didik dalam peta kemampuan.
· Mereview masing-masing deskripsi dan menyesuaikannya dengan tujuan asesmen portofolio
Sumber: Nahadi dan Cartono, 2007

Setiap langkah dalam pengembangan asesmen portofolio saling mempengaruhi terhadap seberapa jauh tingkat kehandalan alat asesmen portofolio yang bibuat. Oleh karena itu, setelah dibuat perencanaan berbagai perencanaan asesmen portofolio dengan berbagai langkahnya, maka sebaiknya instrumen ini divalidasi baik secara teoritis dengan judgment dari para ahli evaluasi pendidikan maupun uji coba secara empiris instrumen yang sudah baik tentu akan dapat menggali kompetensi siswa yang belum dapat direkam oleh instrumen tes atau non tes lainnya.

2.8 Pedoman Penskoran Penilaian Portofolio
Pada penggunaan assesmen portofolio diperlukan suatu pedoman penilaian agar diperoleh suatu penilaian yang objektif. Untuk memperoleh pedoman penilaian tersebut , maka guru perlu mengembangkan rubric, yakni semacam kisi-kisi pedoman penilaian. Rubrik hendaknya memuat: (a) daftar kinerja siswa, (b) ranah-ranah atau konsep-konsep yang akan dinilai, (c) gradasi mutu. Sebagai alat penilaian tugas, sebelum rubric digunakan, guru harus mengkomunikasikannya kepada siswa.
Kriteria pedoman penilaian suatu portofolio sangat bergantung kepada karakteristik penilaian kompetensi dasar yang telah ditentukan. Kriteria penilaian sangat bergantung kepada bagaimana cara kita menilai dan portofolio yang akan dinilai. Kriteria penilaian yang digunakan dalam assesmen portofolio pembelajaran kimia dapat berupa skala kontinu 0 sampai 10 atau 0 sampai 100. Salah satu cara untuk mengevaluasi portofolio adalah dengan penggunaan rubric. Cara ini menggunakan skala nilai untuk member skor pada item  yang mengharuskan murid menjawabnya dalam bentuk tulisan dengan jawaban yang banyak (open-open item) pada soal yang diberikan.
Murid bebas menjawab (free response question) atau terdapat sebagai cara untuk memperoleh jawaban dengan menggunakan skala tersebut, seseorang individu dapat memperoleh skor dari 0 sampai 4 untuk suatu item. Hal ini tergantung dari apa yang terdeteksi oleh guru dalam item tersebut.  Skor 3 untuk item dalam rubric ini tidak berarti menunjukkan 75% indicator terpenuhi. Skor 3 dalam hal ini merupakan suatu indicator numeric yang menyatakan apa yang dimiliki oleh individu.

Tabel 7. Salah satu contoh rubric dalam menjawab open-ended questions.

Skor
Kriteria
4
Lengkap dan Kompeten
3
Kompetensi Dasar
2
Jawaban Parsial
1
Jawaban coba-coba
0
Tidak ada respon
Sumber: Nahadi dan Cartono, 2007.
           
Rubrik lain mungkin digunakan adalah skor dari 0 samai dengan 2, atau dari 0 sampai dengan 6 atau 0 sampai dengan 8, atau bahkan dari 0 sampai dengan 10. Beberapa variasi penggunaan kriteria juga dapat antara lain:
1)Kurang baik, 2) Baik, 3)Baik Sekali
Atau
1)Jelek sekali, 2)Jelek, 3)Sedang, 4)Baik, 5)Baik sekali
            Porsi untuk tiap keterlibatan berpikir dalam menjawab soal dari tahap pemahaman, aplikasi dan analisis (sintesis dan evaluasi) disarankan sebesar 20%, 30% dan 50%. Batas ketuntasan ditetapkan dengan skor 75% penguasaan kompetensi. Terdapat beberapa bentuk pedoman penskoran portofolio . berikut ini disajikan beberapa contoh pedoman penskoran suatu portofolio pada suatu kegiatan lapangan.
1.   Bukti terjadinya proses berfikir
·            Apakah siswa telah menyusun  dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam setiap satuan tersebut?
·            Apakah siswa telah berusaha  membuat hipotesis, analisis, mencari pola, dan sebagainya?
·            Apakah siswa telah menggunakan materi secara konkret atau gambar untuk menafsirkan den memecahkan masalah dalam memperoleh hasil penyelidikannya?
·            Apakah siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam pemecahan masalah atau penyelidikannya?
2.   Mutu kegiatan dan penyelidikan
·            Apakah kegiatan atau penyelidikan oleh siswa yang dilaporkan dalam portofolio meningkatkan pengetahuan atau pemahaman siswa tentang konsep atau kaidah-kaidah tertentu?
·            Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan keterampilan siswa  dalam menggunakan konsep, cara, atau kaidah-kaidah tertentu?
·            Apakah kegiatan atau penyelidikan itu melibatkan beberapa sub materi pokok?
·            Besarnya skor tiap indicator ditentukan berdasarkan taraf kesulitan setiap indicator. Besarnya skor mutu kegiatan dan penyelidikan ditentukan berdasarkan keseluruhan pencapaian skor pada setiap indicator.
3.   Keragaman pendekatan
·               Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa menggunakan berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah?
·               Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa melakukan berbagai macam kegiatan atau penyelidikan?
Besarnya skor setiap indicator ditentukan berdasarkan taraf kesulitan etiap indicator. Besarnya skor keragaman pendekatan ditentukan berdasarkan keseluruhan pencapaian skor pada setiap indicator.

2.9 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran
Penggunaan portofolio juga memiliki kelemahan atau menghadapi kesulitan. Kelemahan atau kesulitan itu, antara lain:
1.    Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa.
2.    Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran, apalagi kalau kelasnya besar.
 
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Portofolio merupakan catatan atau kumpulan hasil karya siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio ini digunakan dalam sistem penilaian, yang dikenal sebagai asesmen portofolio. Asesmen portofolio adalah suatu upaya menghimpun kumpulan karya atau dokumen peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran, digunakan oleh guru dan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.
Prinsip-prinsip yang berlaku dalam asesmen portofolio adalah kepercayaan, kerahasiaan, milik bersama, kepuasan, kesesuaian, proses dan hasil. Asesmen portofolio digunakan untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran, sebagai feedback bagi guru juga bagi peserta didik untuk melakukan perbaikan selanjutnya dan sebagai media untuk laporan pada orang tua. Portofolio memiliki bentuk dan jenis yang beragam, sehingga guru dapat mengumpulkannya melalui banyak cara sesuai dengan tujuan, cara yang akan dipakai, tingkatan siswa atau jenis kegiatan yang dilakukan. Adapun tahapan dalam asesmen portofolio antara lain, penentuan tujuan portofolio, penentuan isi, penentuan kriteria penilaian, penentuan format penilaian, pengamatan dan penilaian portofolio, koleksi, seleksi evidence, refleksi, koneksi dan pelaporan penilaian portofolio. Contoh-contoh portofolio yang menjadi bahan penilaian adalah portofolio laporan eksperimen, makalah untuk dipresentesikan, tugas-tugas individu atau kelompok (tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan yang dibuat siswa).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Tanggal percobaan : 16 april 2010 PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETER UV-VIS   A.     Tujuan 1.     Menentukan kadar Fe(II) dalam sampel dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. 2.     Dapat mengoperasikan alat spektrofotometer UV-VIS                                                         B.      Tinjauan Pustaka Spektrofotometri merupakan suatu perpanjangan dari penelitian visual dalam studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia, memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian dan pengukuran kuantitatif. Pengabsorpsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi electron bonding, akibatnya panjang gelombang absorpsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam sua

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat dalam Air Tebu

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT DALAM AIR TEBU Tanggal Praktikum: Awal: 7 oktober 2010 Selesai: 14 oktober 2010 A.       Tujuan 1.       Memahami sifat-sifat kimia karbohidrat 2.       Mengidentifikasi jenis karbohidrat dalam air tebu 3.       Menentukan kadar karbohidrat yang terdapat dalam sampel bahan alam yaitu air tebu dengan menggunakan metode Luff Schoorl B.        Dasar teori Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksiketon atau polihidroksialdehid yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat sangatlah beragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat adalah tipe molekulnya. Berbagai senyawa yang termasuk karbohidrat mempunyai berat molekul yang berbeda yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga 50.000 bahkan lebih.   Berbagai senyawa tersebut digolongkan menjadi tiga golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida.   Monosakarida     Monosakarida adalah karboh

Isu – isu yang terkait dengan layanan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, setiap individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai alat untuk memimpin umat manusia yang semakin bertambah jumlahnya serta kompleks persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan sesuai dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal adanya Bimbingan dan Konseling dalam kehidupan sehari-hari, maka akan kesulitan menentukan tugas – tugas perkembangan, memecahkan masalah dan menentukan rencana hidup untuk masa yang akan datang guna mendapatkan kehidupan yang lebih baik. B.  Pembatasan Masalah Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut: a.  Pengertian dan fungsi layanan Bimbingan dan Konseling. b.  Jenis – jenis Bimbingan dan Konseling. c. Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling. C.   Tujuan Penulisan Makalah